Tuesday, December 14, 2010

Makalah tentang Masalah PT. Freeport di Timika

          KATA PENGANTAR

          Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah yang bertemakan "Makalah tentang Masalah PT. Freeport di Timika" .Tidak lupa saya ucapkan kepada dosen pembimbing ISD dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin...

 
Depok, 05 Desember 2010        
                                            Penulis,                                         



DAFTAR ISI

I.        Pendahuluan                
1.1 Latar Belakang……………………………………………
1.2 Tujuan……………………………………………….…….
1.3 Pembahasan masalah…………………………………….............

II.      Pembahasan
         1.1 Awal mulanya kasus PT. Freeport
         1.2 Insiden terakhir kasus PT. Freeport


III.    Penutup
1.1 Kesimpulan………………………………………………………
1.2 Saran………………………………………………………………

Daftar Pustaka

BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

         Lahan ribuan hektar itu adalah Grasberg. Orang Amungme di Timika menyebutnya, Gunung Tenogome. Lahan ini sekitar 40 tahun lalu menjadi sangat berarti untuk penambangan tembaga yang bernilai triliunan rupiah dikemudian hari. Tambang itu berawal dari sebuah lokasi yang sangat kecil. Inilah inspirasi terbesar setelah demam emas di Sungai Laloki. Sekitar 10 mil dari Port Moresby di Papua New Guinea (PNG) pada 1878. Laloki telah menjadi magnet bagi tim ekspedisi dunia untuk mencari sumber emas lain. Akhirnya mereka mendapatinya di Papua. Inspirasi ini juga yang membuat pemerintah Belanda pertama kali memberikan ijin ekspedisi pada Forbes Wilson dan  Mozes Kilangin Tenbak untuk mengambil batu-batuan di Ertsberg. Batuan yang ternyata telah mengantar Amerika menghasilkan triliunan rupiah pertahun dan menghilangkan nilai yang sama untuk pemerintah Indonesia. Dalam operasinya, Freeport bisa memperoleh keuntungan bersih mencapai Rp 1,27 triliun. Setahun setelahnya, 2003, nilainya bahkan naik hingga Rp 1,62 triliun. Lonjakan itu bertambah pada 2004 menjadi Rp 9,34 triliun.

1.2 Tujuan

       Agar para pembaca mengetahui apa saja asal mulanya dan insiden terakhir kasus PT.Freeport di Timika yang sedang maraknya diberitakan dimasyarakat indonesia. Sebab,kasus ini hingga sekarang masih belum terselesaikan.Bahkan pemerintah Indonesia menyimpan permasalahan ini hingga bertumpuk-tumpuk.


BAB II
Pembahasan

1.1 Awal mulanya kasus PT. Freeport

          Awalnya dari ekspedisi itu,  sebelum diketahui oleh pemerintah Indonesia jika nantinya akan disia-siakan, bersama Freeport Internasional, pemerintah meneken negosiasi yang menakjubkan. Namanya Kontrak Karya Pertama. Tahun 1967. Diluar dugaan, orang Papua menganggapnya aneh karena status wilayah masih belum jelas. Yang mencengangkan kemudian adalah, sebelum Pelaksanaan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) dilaksanakan pada 1969 atau dua tahun sebelum Free of Choice, kontrak telah diteken.
Lewat Orde Baru, pemerintah selanjutnya mengeluarkan UU No:1/1967 tentang Penanaman Modal Asing pada Januari 1967. Undang-Undang ini untuk merespon keinginan pembukaan tambang baru. Maret 1967, PT. Freeport Indonesia Incorporate (FII), perusahaan yang dibentuk Freeport Internasional, diwakili Forbes Wilson akhirnya menandatangani Kontrak Karya Pertama. Usaha penambangannya di wilayah Pegunungan Selatan Jayawijaya, di Gunung Erstberg. Dalam bahasa Amungme disebut Yelsegel Ongopsegel. Penandatanganan untuk operasi tambang selama 30 tahun itu kini telah menghasilkan lubang raksasa di Erstberg yang diberi nama “Danau Wilson.” Nama ini diberikan sebagai penghormatan kepada Forbes Wilson. “Sejak awal, negara memang sudah tidak mengakui adanya masyarakat adat,” tegas Jerry, peserta dari Nabire dalam Seminar bertema, Satu Tanah; Satu Kultur dan Satu Hati di Hotel Sentani Indah belum lama ini.
Baginya, sangat luar biasa pemerintah saat itu langsung membuat kontrak karya. Padahal bagi suku-suku dipedalaman Papua, untuk memperoleh lahan yang luas, tak segampang yang dikira. Perlu pertumpahan darah untuk mendapat sejengkal tanah. Tanah bagi mereka ibarat ibu yang menjaga dan memelihara. Bagi mereka tanah tidak hanya bernilai ekonomis, tetapi juga bermakna religius. Mereka mempergunakan tanah untuk mendukung segala aktifitas dan menjalankan kehidupan sehari-hari.
Tapi ini berbeda. Sampai disini, masyarakat juga tak dapat berbuat banyak. Mereka bahkan berpartisipasi dalam menunjang ekspedisi pembukaan Freeport. Masyarakat setempat terlibat mulai dari persiapan di Kokonao hingga pembukaan pemukiman baru di Akimuga. Pada proses pembukaan lahan ini, Tokoh Amungme,Mendiang Guru Mozes Kilangin Tenbak menceritakannya, “kitorang berjalan dari gunung ke gunung untuk membuka jalan untuk Freeport masuk. Kini semua sudah terbuka lebar semua orang datang ke Timika”.
Seseorang yang kemudian menyesali masuknya Freeport adalah tokoh Amungme, almarhum Tuarek Narkime. “Saya selalu bertanya kepada Tuhan, mengapa Tuhan menciptakan gunung-gunung batu dan salju yang indah itu di daerah Suku Amungme? Apakah karena gunung-gunung yang kaya dengan sumber daya mineral itu, Freeport, ABRI, Pemerintah, dan orang luar untuk datang ke sini dan mengambilnya demi kepentingan mereka dan membiarkan kami menderita?”. “Apakah karena itu, kami orang Amungme harus terus menerus ditekan, ditangkap, dan dibunuh tanpa alasan? Jika alasan itu yang kami maksudkan lebih baik musnahkan kami, enyahkan kami agar kalian bisa mengambil dan menguasai semua yang kami miliki”. Kalimat itu masih terngiang hingga kini. Tuarek Narkime, 1994, juga mengatakan, “Sungguh, saya benar-benar marah kepada Tuhan. Mengapa Dia harus menempatkan segala gunung-gunung yang indah dan barang tambang itu di sini”.
Pergumulan Narkime tanpa disadari kemudian membawa perubahan besar. Warga Amungme pun marah. Kekecewaan itu berakhir diatas sebuah perjanjian pada Januari 1974. Hasilnya, mereka mendapat dana satu persen. Freeport juga membentuk Lembaga Masyarakat Amungme dan Kamoro terutama untuk pengelolaan dana tersebut yang bagi masyarakat setempat disebut uang darah. Namun kekecewaan belum berakhir. Persoalan kemudian berlanjut dengan selalu muncul perang antara suku di Timika. Penembakan, kekerasan, pembunuhan dan pemerkosaan juga menjadi warna baru setelah itu.
 

1.2 Insiden terakhir kasus PT. Freeport

            Insiden terakhir yang kemudian membuat sejumlah pihak mengecam Freeport adalah, tertembaknya  seorang warga Negara Australia di mile 53 Tembagapura oleh orang tak dikenal. Insiden ini menuai protes ke Freeport yang dikenal super ketat dalam pengamanannya. Sekretaris Dewan Adat Papua Leonard Imbiri juga merasa heran atas peristiwa tersebut. Dia bahkan menyesali komentar TNI yang telah menjustifikasi Organisasi Papua Merdeka (OPM) sebagai pelaku sebelum ada pemeriksaan dan pembuktian valid. “Aneh penyidikan belum selesai sudah ada yang dituduh,” tutur Imbiri kepada Jubi belum lama ini.
Atas insiden tersebut, Gubernur Papua, Barnabas Suebu, menegaskan, jelas bukan dilakukan oleh masyarakat sipil. “Apalagi masyarakat disana sudah menerima dana satu persen dalam peningkatan sumber daya mereka,” tutur Suebu. Pernyataan Suebu belakangan diikuti sejumlah media di Papua dengan menterakan sumber orang tak dikenal dalam kasus tersebut.
Akhirnya, sulit memang untuk menentukan kapan konflik akan berakhir di Timika. Jika saja Timika adalah Bandung, mungkin konflik tak akan terjadi. Sayangnya Timika adalah Freeport. Timika adalah emas dan perak. Dan Timika adalah gula. Disitu sangat jelas akan ada semut yang berkeliaran. Mulai dari jasa pengamanan hingga pengusaha kelas teri. Mulai dari penjual jamu hingga swalayan raksasa. Selayaknya Freeport yang diibaratkan gula meski dinikmati secara merata. Tujuannya untuk menghindari konflik yang suatu saat bisa akan kembali. Jelaslah seperti dikatakan, mantan Ketua Umum Forum Cendekia Muslimah Peduli ICMI Sulawesi Selatan, Sutina Made. “Dengan cara itu, sumber daya alam akan dimasukkan dalam kategori kepemilikan publik yang pengelolaannya diserahkan pada Negara dan hasilnya dikembalikan sebesar-besarnya kepada rakyat,” ujarnya.
Dia mengatakan, kini saatnya giliran intelektual Papua mengoptimalkan kemampuannya dalam menyelamatkan sumber daya alam Papua. Bisa lewat promosi strategi managemen sumber daya alam yang lebih baik, khususnya di areal tambang Freeport, agar bisa  membangun sinergi antara pemerintah, perguruan tinggi dan masyarakat. Jika tidak dilakukan dari sekarang, niscaya konflik akan terus berkembang. Masyarakat juga akan terus menanggung semua resikonya. Tidak hanya soal kekerasan dan pelanggaran HAM, tapi juga dampak lingkungan dari Freeport. “Para intelektual Indonesia khususnya cendekiawan Papua harus memberi solusi bagaimana sumber daya alam Papua dikelola secara adil,” katanya. Keadilan ini tidak saja untuk Freeport dan penguasa di Papua, tapi juga untuk 37,53 % keluarga Papua yang dihimpit kemiskinan. (Tim Jubi/DAM))

BAB III
Penutup

1.1 Kesimpulan

          Dalam makalah ini, bisa saya simpulkan bahwa Lahan tambang yang ada di Timika merupakan tempat milik masyarakat Papua khususnya bagi penduduk di Timika yang konon didalamnya terdapat emas dan juga uranium,menurut penduduk disana, lahan itu sejak dahulu dirawat oleh para ketua adat ,tetapi pemerintah Indonesia bernegosiasi dengan negara lain untuk membangun PT. Freeport dan bekerja sama atas lahan tambang emas dan uranium yang menggiurkan itu.Masyarakat Timika tentu tidak mengetahui apa yang dilakukan pemerintah akan lahan tersebut.Hingga kini lahan tersebut menghasilkan lubang raksasa di Erstberg yang diberi nama "Danau Wilson"

1.2 Saran

        Seharusnya Pemerintah Indonesia menindak lanjuti kasus ini. Amerika yang sedang menikmati keuntungannya tetapi Indonesia terkena imbasnya menelan kerugian hingga bertiliun-triliun.yang lebih parahnya lagi penduduk di Timika lebih-lebih terkena imbasnya yang tidak hanya rugi akan materi ,tetapi kekecewaan yang amat mendalam akan tanah leluhurnya yang seharusnya dijaga dan dilestarikannya malah habis digerogoti oleh negara Amerika.

Daftar Pustaka

"MAKALAH TENTANG HUBUNGAN MASYARAKAT DALAM ILMU IT"

KATA PENGANTAR
 
           Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah yang bertemakan "MAKALAH TENTANG HUBUNGAN MASYARAKAT DAN ILMU IT".Tidak lupa saya ucapkan kepada dosen pembimbing ISD dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin...


 
Depok, 05 Desember 2010        
                                            Penulis,                                         




DAFTAR ISI

I.        Pendahuluan                
1.1 Latar Belakang……………………………………………
1.2 Tujuan……………………………………………….…….
1.3 Pembahasan masalah…………………………………….............

II.      Pembahasan
         1.1  Manfaat teknologi informasi dalam kehidupan bermasyarakat
         1.2 Hubungan teknologi informasi dalam bidang pembelajaran

III.    Penutup
1.1 Kesimpulan………………………………………………………
1.2 Saran………………………………………………………………

Daftar Pustaka
Bab I
                                                                Pedahuluan
1.1 Latar Belakang

       IT atau biasa disebut dengan teknik informatika tentu sudah tidak asing lagi di lingkungan masyarakat. apalagi di era globalisasi yang segalanya serba canggih dan tidak lekang dari SDM yang tinggi. dilingkungan masyarakat sekarang sudah banyak sekali menyebar ilmu yang mempelajari tentang teknik-teknik informatika dari yang otodidak maupun terpelajar.Saat ini perkembangan dunia tidak luput akan penggunaan komputer. Komputer adalah sebuah mesin yang dapat memanipulasi data berdasarkan beberapa intruksi tertentu yang telah disediakan.
Saat ini komputer telah banyak membantu dalam perkembangan sejarah manusia, Komputer pertama kali dikembangkan pada pertengahan abad 20 (1940-1945), Pada saat itu komputer berukuran sangat besar sebesar ruangan yang mengkonsumsi banyak tenaga.
Komputer saat ini yang sudah terintegrasi dengan sistem circuit jauh lebih baik dibandingkan dengan komputer terdahulu, selain itu komputer saat ini berukuran kecil dan tidak memakan ruang yang sangat banyak, dan bahkan saat ini komputer dimungkinkan untuk digunakan sebagai sebuah arlogi yang dapat diaktifkan dengan menggunakan baterai jam.
Dan oleh karena itulah saat ini komputer yang digunakan untuk perangkat handphone  sampai superkomputer dapat menjalankan tugas yang sama, dapat digunakan kapanpun dan tidak memakan ruang yang besar.

         
  1.2 Tujuan

        Agar para pembaca mengetahui apa saja hubungan masyarakat dalam perkembangan ilmu komputer didalam era globalisasi sekarang.dan juga agar mahasiswa khususnya di bidang teknik informatika sadar akan keragaman dan kesetaraan manusia sebagai makhluk individu dan makluk sosial dalam kehidupan bermasyarakat,serta guna menumbuhkan sikap kritis,peka dan arif dalam memahami dan memecahkan masalah sosial-budaya dengan landasan nilai estetika,etika,moral.
BAB II
Pembahasan

1.1 Manfaat teknologi informasi Terhadap Kehidupan Bermasyarakat

          Proses penggunaan teknologi informasi dan komunikasi merupakan dasar yang muncul dan dikenal sebagai Informatika Masyarakat. Masyarakat informatika melibatkan diri lebih dari sekedar pengadopsian teknologi informasi dan komunikasi di dalamnya, tetapi ikut dalam penerapan teknologi informasi dan komunikasi demi keuntungan masyarakat lokal. Masyarakat informatika tidak hanya menghadapkan teknologi, tetapi juga gagasan sosial yang dikenal sebagai modal sosial. Masyarakat informatika juga memperkenalkan dimensi baru ke dalam konsep pembagian masyarakat berdasarkan modal budaya dan kelas sosial yang menstratifikasi masyarakat.
Sebagai satu bidang akademik, masyarakat informatika mengambil sumber daya dan partisipan dari serangkaian latar belakang, termasuk Ilmu Komputer, Manajemen, Ilmu Informasi dan Perpustakaan, Perencanaan, Sosiologi, Pendidikan, Kebijakan Sosial, dan penelitian Pedesaan, Regional, dan Pembangunan.

1.2 Hubungan teknologi informasi dalam bidang pembelajaran

         Kita harus tahu bahwa untuk memanfaatkan TIK dalam hal pembelajaran tidak semudah dibayangkan.Perlu beberapa syarat yang harus dipenuhi demi terwujudnya pemanfaatan TIK dalam pembelajaran,diantaranya :
-Adanya akses teknologi internet untuk guru maupun siswa,baik di dalam kelas,sekolah,maupun lembaga pendidikan guru,
-Adanya materi yang bermutu bagi guru dan siswa,
-Guru harus harus produktif terhadap perkembangan TIK.
Selain itu,untuk menghindari pemanfaatan teknologi yang kurang bermanfaat apalagi dalam hal negatif oleh siswa karena pembelajaran TIK antar siswa dengan cepat maka mengarahkan pemanfatan TIK dalam pembelajaran menjadi sangat penting sehingga siswa disibukkan dengan eksplorasi subjek positif dalam penggunaan TIK.Bentuk nyatanya dapat berupa penugasan pencarian artikel,sumber bacaan,atau pengiriman tugas(PR) melalui e-mail
Dan juga harus tercipta kemudahan akses internet di lingkungan yang terkontrol seperti di sekolah atau rumah melebihi kemudahan akses di tempat umum seperti warnet agar aktivitas on-line siswa lebih terkontrol.

BAB III
Penutup

1.1 Kesimpulan

          Dalam makalah ini ,saya dapat menyimpulkan bahwa hubungan dalam kehidupan bermasyarakat dengan teknologi informasi itu sangat melekat sekali dan juga sangat bermanfaat apalagi pada era globalisasi ini yang segalanya serba update dan canggih. dan juga teknologi itu telah mencakup ke berbagai bidang dari mulai pembelajaran hingga pekerjaan.

1.2 Saran

           Saran saya , janganlah kita terlalu berfanatik terhadap teknologi informasi, sebab teknologi hanya alat pembantu dalam kehidupan manusia saja dan yang berfikir dan bekerja itu adalah manusia itu sendiri. kita juga harus menghargai teknologi apabila tidak ada teknologi informasi manusia tidak akan maksimal dalam melakukan berbagai hal.

Daftar pustaka