NPM : 56410783
Kelas : 1IA09
BAB 5
MANUSIA DAN KEADILAN
Keadilan
Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang. Menurut sebagian besar teori, keadilan memiliki tingkat kepentingan yang besar. John Rawls, filsuf Amerika Serikat yang dianggap salah satu filsuf politik terkemuka abad ke-20, menyatakan bahwa "Keadilan adalah kelebihan (virtue) pertama dari institusi sosial, sebagaimana halnya kebenaran pada sistem pemikiran". Tapi, menurut kebanyakan teori juga, keadilan belum lagi tercapai: "Kita tidak hidup di dunia yang adil" . Kebanyakan orang percaya bahwa ketidakadilan harus dilawan dan dihukum, dan banyak gerakan sosial dan politis di seluruh dunia yang berjuang menegakkan keadilan. Tapi, banyaknya jumlah dan variasi teori keadilan memberikan pemikiran bahwa tidak jelas apa yang dituntut dari keadilan dan realita ketidakadilan, karena definisi apakah keadilan itu sendiri tidak jelas. keadilan intinya adalah meletakkan segala sesuatunya pada tempatnya.
Macam-macam Keadilan
A. Keadilan Legal atau Keadilan Moral
Plato berpendapat bahwa keadilan clan hukum merupakan substansi rohani umum dan masyarakat yang membuat clan menjaga kesatuannya. Dalam suatu masyarakat yang adil setiap orang menjalankan pekerjaan yang menurut sifat dasarnya paling cocok baginya (The man behind the gun). Pendapat Plato itu disebut keadilan moral, sedangkan, Sunoto menyebutnya keadilan legal.
Keadilan timbul karena penyatuan dan penyesuaian untuk memberi tempat yang selaras kepada bagian-bagian yang membentuk suatu masyarakat. Keadilan terwujud dalam masyarakt bilamana setiap anggota masyarakat melakukan fungsinya secara baik.
menurut kemampuannya. Fungsi penguasa ialah membagi-bagikan fungsi-fungsi dalam negara kepada masing-masing orang sesuai dengan keserasian itu. Setiap orang tidak mencampuri tugas dan urusan yang tidak cocok baginya.
Ketidakadilan terjadi apabila ada campur tangan terhadap pihak lain yang melaksanakan tugas-tugas yang selaras sebab hal itu akan menciptakan pertentangan dan ketidakserasian. Misalnya, seorang pengurus kesehatan mencampuri urusan pendidikan, atau seorang petugas pertanian mencampuri urusan petugas kehutanan. Bila itu dilakukan maka akan terjadi kekacauan.
B. Keadilan Distributif
Aristoles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama secara tidak sama (justice is done when equals are treated equally). Sebagai contoh, Ali bekerja 10 tahun dan Budi bekerja 5 tahun. Pada waktu diberikan hadiah harus dibedakan antara Ali dan Budi, yaitu perbedaan sesuai dengan lamanya bekerja. Andaikata All menerima Rp.100.000,- maka Budi harus menerima. Rp 50.000. Akan tetapi bila besar hadian Ali dan Budi sama, justru hal tersebut tidak adil.
C. Keadilan Komutatif
Keadilan ini bertujuan memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum. Bagi Aristoteles pengertian keadilan itu merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrim menjadikan ketidakadilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat.
Contoh :
dr. Sukartono dipanggil seorang pasien, Yanti namanya. Sebagai seorang dokter is manjalankan tugasnya dengan baik. Sebaliknya, Yanti menanggapi lebih baik lagi. Alcibatnya, hubungan mereka berubah dan dokter dan pasien menjadi dua insan lain jenis yang saling mencintai. Bila dr. Sukartono belum berkeluarga mungkin keadaan akan baik saja, ada keadilan komutatif. Akan tetapi, karena dr.Sukartono sudah berkeluarga, hubungan itu merusak situasi rumah tangga, bahkan akan menghancurkan rumah tangga. Karena dr.Sukartono melalaikan kewajibannya sebagai suami, sedangkan Yanti merusak rumah tangga dr.Sukartono.
Kejujuran
Kejujuran adalah sebuah ungkapan yang acap kali kita dengar dan menjadi pembicaraan. Akan tetapi bisa jadi pembicaraan tersebut hanya mencakup sisi luarnya saja dan belum menyentuh pembahasan inti dari makna jujur itu sendiri. Apalagi perkara kejujuran merupakan perkara yang berkaitan dengan banyak masalah keislaman, baik itu akidah, akhlak ataupun muamalah; di mana yang terakhir ini memiliki banyak cabang,
seperti perkara jual-beli, utang-piutang, sumpah, dan sebagainya.
Jujur bermakna keselarasan antara berita dengan kenyataan yang ada. Jadi, kalau suatu berita sesuai dengan keadaan yang ada, maka dikatakan benar/jujur, tetapi kalau tidak, maka dikatakan dusta. Kejujuran itu ada pada ucapan, juga ada pada perbuatan, sebagaimana seorang yang melakukan suatu perbuatan, tentu sesuai dengan yang ada pada batinnya. Seorang yang berbuat riya’ tidaklah dikatakan sebagai seorang yang jujur karena dia telah menampakkan sesuatu yang berbeda dengan apa yang dia sembunyikan (di dalam batinnya). Demikian juga seorang munafik tidaklah dikatakan sebagai seorang yang jujur karena dia menampakkan dirinya sebagai seorang yang bertauhid, padahal sebaliknya. Hal yang sama berlaku juga pada pelaku bid’ah; secara lahiriah tampak sebagai seorang pengikut Nabi, tetapi hakikatnya dia menyelisihi beliau. Yang jelas, kejujuran merupakan sifat seorang yang beriman, sedangkan lawannya, dusta, merupakan sifat orang yang munafik.
Kecurangan
Yang dimaksud dengan kecurangan (fraud) sangat luas dan ini dapat dilihat pada butir mengenai kategori kecurangan. Namun secara umum, unsur-unsur dari kecurangan (keseluruhan unsur harus ada, jika ada yang tidak ada maka dianggap kecurangan tidak terjadi) adalah:
* Harus terdapat salah pernyataan (misrepresentation)
* dari suatu masa lampau (past) atau sekarang (present)
* fakta bersifat material (material fact)
* dilakukan secara sengaja atau tanpa perhitungan (make-knowingly or recklessly)
* dengan maksud (intent) untuk menyebabkan suatu pihak beraksi.
* Pihak yang dirugikan harus beraksi (acted) terhadap salah pernyataan tersebut (misrepresentation)
yang merugikannya (detriment).
Kecurangan dalam tulisan ini termasuk (namun tidak terbatas pada) manipulasi, penyalahgunaan jabatan, penggelapan pajak, pencurian aktiva, dan tindakan buruk lainnya yang dilakukan oleh seseorang yang dapat mengakibatkan kerugian bagi organisasi/perusahaan.
Penyebab Utama Terjadinya Kecurangan
G Jack Bologna, Robert J Linquist dan Joseph T Wells, dalam buku mereka “The Accountans Handbook of fraud & Comercial Crime” (1993) mendefinisikan “Fraud” sebagai “ Criminal deception intended to financially benefit the deceiver” ( penipuan criminal yang bermaksud secara keuangan memberikan manfaat kepada penipu)
J.S.R Venables dan KW Impey dalam buku “Internal audit” (1998) mengemukakan kecurangan terjadi karena :
A. Penyebab Utama
1.Penyembunyian (concealment)
G Jack Bologna, Robert J Linquist dan Joseph T Wells, dalam buku mereka “The Accountans Handbook of fraud & Comercial Crime” (1993) mendefinisikan “Fraud” sebagai “ Criminal deception intended to financially benefit the deceiver” ( penipuan criminal yang bermaksud secara keuangan memberikan manfaat kepada penipu)
J.S.R Venables dan KW Impey dalam buku “Internal audit” (1998) mengemukakan kecurangan terjadi karena :
A. Penyebab Utama
1.Penyembunyian (concealment)
Kesempatan tidak terdeteksi. Pelaku perlu menilai kemungkinan dari deteksi dan hukuman sebagai akibatnya.
2. Kesempatan/Peluang (Opportunity)
Pelaku perlu berada pada tempat yang tepat, waktu yang tepat agar dapat mendapatkan keuntungan atas kelemahan khusus dalam sistem dan juga menghindari deteksi.
3. Motivasi (Motivation)
Pelaku membutuhkan motivasi untuk melakukan aktivitas demikian, suatu kebutuhan pribadi seperti ketamakan .
4. Daya Tarik (Attraction)
Sasaran dari kecurangan yang di pertimbangkan perlu menarik bagi pelaku.
5. Keberhasilan (Success)
Pelaku perlu menilai peluang berhasil, yang dapat diukur baik menghindari penuntutan atau deteksi.
2. Kesempatan/Peluang (Opportunity)
Pelaku perlu berada pada tempat yang tepat, waktu yang tepat agar dapat mendapatkan keuntungan atas kelemahan khusus dalam sistem dan juga menghindari deteksi.
3. Motivasi (Motivation)
Pelaku membutuhkan motivasi untuk melakukan aktivitas demikian, suatu kebutuhan pribadi seperti ketamakan .
4. Daya Tarik (Attraction)
Sasaran dari kecurangan yang di pertimbangkan perlu menarik bagi pelaku.
5. Keberhasilan (Success)
Pelaku perlu menilai peluang berhasil, yang dapat diukur baik menghindari penuntutan atau deteksi.
Definisi Nama baik dan Pemulihannya
Nama baik merupakan tujuan utama orang hidup. Nama baik adalah nama yang tidak tercela. Setiap orang menajaga dengan hati-hati agar namanya baik. Lebih-lebih jika ia menjadi teladan bagi orang/tetangga disekitarnya adalah suatu kebanggaan batin yang tak ternilai harganya. Penjagaan nama baik erat hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan. Atau boleh dikatakan bama baik atau tidak baik ini adalah tingkah laku atau perbuatannya. Yang dimaksud dengan tingkah laku dan perbuatan itu, antara lain cara berbahasa, cara bergaul, sopan santun, disiplin pribadi, cara menghadapi orang, perbuatan-perbuatan yang dihalalkan agama dan sebagainya. Pada hakekatnya pemulihan nama baik adalah kesadaran manusia akan segala kesalahannya; bahwa apa yang diperbuatnya tidak sesuai dengan ukuran moral atau tidak sesuai dengan ahlak yang baik. Untuk memulihkan nama baik manusia harus tobat atau minta maaf. Tobat dan minta maaf tidak hanya dibibir, melainkan harus bertingkah laku yang sopan, ramah, berbuat darma dengan memberikan kebajikan dan pertolongan kepaa sesama hidup yang perlu ditolong dengan penuh kasih sayang , tanpa pamrin, takwa terhadap Tuhan dan mempunyai sikap rela, tawakal, jujur, adil dan budi luhur selalu dipupuk.
Pengertian Pembalasan
Pembalasan dalah suatu perbuatan yan biasa kita menyebutnya dengan balas dendam tetapi balas dendam itu adalah hal yang negatif dan tidak patut untuk ditiru oleh orang lain. untuk pembalasan, kita tidak bisa selalu memikir negatif karena ada pembalasan yang bersifat npositif yaitu dengan cara membalas dengan membuat dia berfikir apa yang dilakukannya itu salah dan mungkin banyak membuat orang lain resah dan merasa terganggu.
Dan Pembalasan juga merupakan suatu reaksi atas perbuatan orang lain. Reaksi itu dapat berupa perbuatan yang serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang serupa, tingkah laku yang seimbang. Pembalasan disebabkan oleh adanya pergaulan. Pergaulan yang bersahabat mendapat balasan yang bersahabat. Sebaliknya pergaulan yagn penuh kecurigaan menimbulkan balasan yang tidak bersahabat pula. Pada dasarnya, manusia adalah mahluk moral dan mahluk sosial. Dalam bergaul manusia harus mematuhi norma-norma untuk mewujudkan moral itu.
OPINI
Menurut saya dari BAB ke 5 ini tentang MANUSIA dan KEADILAN adalah kita dapat mempelajari apa saja definisi-definisi dari keadilan dan berbagai macam dari keadilan.Manusia hidup di bumi emang tidak lekang dari keadilan sebab jika tidak ada keadilan tidak akan tercipta kerukunan didalam kehidupan manusia.
keadilan juga mencakup tentang kejujuran. Disamping itu dibalik dari kejujuran pasti ada juga yang namanya kecurangan. Begitulah sifat manusia yang tidak pernah puas apa saja yang mereka inginkan. Dengan berbagai cara apapun manusia pasti ingin mendapat kan sesuatu hal yang lebih dari manusia yang lainnya.Oleh karena itu lah terjadi keucrangan.
Segala keadilan itu hanya ada ditangan Tuhan semata. Manusia tidak berhak mengatakan ketidak adilan akan pemberian Tuhan. Sebab segala hal yang diberikan oleh Tuhan itu pasti ada maksud yang ada didalamnya. Manusia juga membuat yang namanya peraturan dan juga hukum yang sangat seadil-adilnya agar tercipta kerukunan dalam bermasyarakat. Sebab apabila tidak ada dasar hukum manusia akan melakukan segala hal dengan sewenang-wenang dan juga akan terjadi kejahatan dalam berkehidupan.Oleh karena itu keadilan sangat penting dalam kehidupan manusia.
OPINI
Menurut saya dari BAB ke 5 ini tentang MANUSIA dan KEADILAN adalah kita dapat mempelajari apa saja definisi-definisi dari keadilan dan berbagai macam dari keadilan.Manusia hidup di bumi emang tidak lekang dari keadilan sebab jika tidak ada keadilan tidak akan tercipta kerukunan didalam kehidupan manusia.
keadilan juga mencakup tentang kejujuran. Disamping itu dibalik dari kejujuran pasti ada juga yang namanya kecurangan. Begitulah sifat manusia yang tidak pernah puas apa saja yang mereka inginkan. Dengan berbagai cara apapun manusia pasti ingin mendapat kan sesuatu hal yang lebih dari manusia yang lainnya.Oleh karena itu lah terjadi keucrangan.
Segala keadilan itu hanya ada ditangan Tuhan semata. Manusia tidak berhak mengatakan ketidak adilan akan pemberian Tuhan. Sebab segala hal yang diberikan oleh Tuhan itu pasti ada maksud yang ada didalamnya. Manusia juga membuat yang namanya peraturan dan juga hukum yang sangat seadil-adilnya agar tercipta kerukunan dalam bermasyarakat. Sebab apabila tidak ada dasar hukum manusia akan melakukan segala hal dengan sewenang-wenang dan juga akan terjadi kejahatan dalam berkehidupan.Oleh karena itu keadilan sangat penting dalam kehidupan manusia.
Sumber
No comments:
Post a Comment